Kamis, 22 April 2010

Tri Kompetensi

Reactualization basic competence of IMM:

social justice, enlightment, and tajdid turast

Oleh: Disfa Lidian H.

IMM sebagai kelompok kader muhammadiyah, merupakan salah satu wadah berkumpulnya masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa social. Pemerataan keadilan dalam menerima pendidikan, dan pelayanan social bagi masyarakat adalah concern kelompok masyarakat ini. Hal tersebut sejalan dengan arah pembangunan bangsa yakni meningkatkan manusia Indonesia yang unggul dan competence di semua bidang.

IMM memiliki keistimewaan jika di bandingkan dengan organisasi lainnya. Pembentukan karakter pemuda di IMM dititikberatkan kepada pembangunan jiwa yang memiliki kemampuan dalam bersosialisasi dan memiliki jiwa akademisi yang tinggi sehingga dapat menjadi salah satu motor penggerak social justice, enlightment dan tajdid turast di Indonesia.

Salah satu contoh enlightment yang dapat kita dilihat yakni dukungan terhadap organisasi induk (Muhamadiyah) yang mengeluarkankan fatwa haram rokok. Fatwa yang mengandung pro dan kontra ini menjadi menarik untuk diangkat karena dengan ini kita dapat melihat sikap asli setiap pribadi. Jika kita amati, kelompok-kelompok yang kontra fatwa ini adalah kelompok-kelompok yang memiliki benturan kepentingan.

Jika ditelik lebih mendalam, fatwa haram rokok memang harus segera dikeluarkan hal ini dikarenakan banyak zat berbahaya yang terkandung dalam sebatang rokok. Tidak hanya itu, baru-baru ini telah dilakukan penelitian yang menyatakan bahwa rokok disenyalir mengandung unsur babi. Sesuatu yang telah jelas keharamannya yang di sebabkan oleh sifat dari zat berbahaya dalam sebuah objek harus dibedakan dengan sesuatu yang boleh(mubah). Disinilah tugas dari IMM sebagai organisasi yang memiliki SDM berkeilmuan tinggi untuk memberikan pencerahan terhadap kebiasaan masyarakat merokok. Pencerahan itu dapat berupa lobi-lobi kepada pemerintah terkait dengan peraturan Negara yang lebih mengikat, perluasan sosialisasi terhadap bahaya merokok disekolah-sekolah dan kampus-kampus, bekerjasama dengan dinas kesehatan untuk melakukan pengobatan pada masyarakat yang terkena dampak dari asap rokok (sakit paru-paru dsb), serta melontarkan ide-ide cemerlang bagaimana mengkonversi nasib pekerja pabrik rokok dengan membuat lapangan kerja.

Kemudian penulis akan mencoba mencermati dari sisi perkembangan IMM lainnya. Banyak kritikus yang meragukan kinerja dari gerakan muhamadiyah yang dituduh mandek pertumbuhannya jika dibandingkan dengan organisasi masa islam lainnya. Kritik-kritik pedas sering terdengar disebabkan berkurangnya jumlah amal usaha yang dibangun atau gerakan yang tidak terlalu terlihat. Pernyataan tersebut dapat kita sikapi secara arif dengan melakukan pembaharuan (tajdid). Pembaharuan tersebut dapat berupa pertahanan dan memperkuat diri.

Jika dilihat dari persfektif politik, kita dapat melihat bahwa kondisi perpolitikan pada saat IMM lahir dan sekarang sangat jauh berbeda. Pada masa–masa IMM baru lahir, terjadi pergolakan politik yang berasal dari dalam dan luar negeri. Dengan kondisi seperti ini, maka setiap organisasi akan show up mengaspirasikan keinginan public. Namun untuk masa sekarang, yang diperlukan adalah membentuk kader-kader yang memiliki jiwa kepemimpinan, social dan akademisi yang tinggi yang pada akhirnya akan memimpin bangsa dimasa yang akan datang.

Pembangunan yang dilakukan adalah penguatan fungsi amal usaha dengan mempertahankan dan memperkuat amal usaha yang telah ada. Misalnya pembaharuan di bidang manajemen. Tajdid dapat dimulai dari pengelolaan bibit pemimpin organisasi yang dapat dimulai di keorganisasian IMM. Hal yang dapat dilakukan misalnya dengan memperkuat dan meningkatkan kualitas sumber daya insani dikalangan mahasiswa dengan memberikan penyuluhan peningkatan kualitas pribadi misalnya pengkajian kitab, pelatihan entrepreneurship, diskusi tentang masalah yang dihadapi bangsa dan berbagai kegiatan peningkatan kualitas pribadi lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar